JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) dan delegasi pendidikan tinggi Selandia Baru
kembali melakukan kerjasama di bidang pendidikan. Kerjasama tersebut
khusus untuk meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang ingin menempuh
pendidikan jenjang doktorat (PhD/S-3) di Selandia Baru.
Grant
McPherson, CEO Education New Zealand, lembaga pemerintah Selandia Baru
yang bertanggungjawab mempromosikan pendidikan Selandia Baru di luar
negeri mengatakan, para calon mahasiswa internasional yang berniat
menempuh pendidikan jenjang S-3 di Selandia Baru akan diberikan banyak
keuntungan. Informasi terhangat saat ini, para mahasiswa internasional
hanya perlu membayar uang kuliah setara dengan biaya pendidikan untuk
mahasiswa lokal.
"Artinya, para mahasiswa dan lembaga beasiswa
mendapatkan penghematan biaya yang signifikan," kata McPherson, saat
menandatangani nota kerjasama bersama Kemdikbud, di gedung Kemdikbud,
Jakarta, Senin (16/4/2012).
Ia menjelaskan, kebijakan tersebut
sengaja dilakukan oleh pemerintah Selandia Baru untuk menarik lebih
banyak calon mahasiswa S-3 dari Indonesia. Karena, kata dia, volume
kerjasama pendidikan terus meningkat, khususnya setelah pada Juli 2011
lalu, kedua negara menandatangani kerjasama bidang pendidikan.
"Kebijakan
ini akan menghadirkan akses yang lebih luas bagi mahasiswa Indonesia
akan pendidikan berkualitas tinggi di berbagai bidang studi, seperti
teknik, biomedis, energi panas bumi, pertanian, bisnis, maupun bidang
studi lainnya yang relevan dengan industri Indonesia," pungkasnya.
Pada
kesempatan sama, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Sudjarwadi
mengatakan, perjanjian kerjasama ini akan memberikan keuntungan nyata
bagi Indonesia. Keuntungan tersebut khususnya bagi perkembangan dunia
pendidikan guna mendukung pertumbuhan bangsa di masa akan datang.
"Tentunya
akan mencetak lulusan individu dan dosen dengan kualitas yang baik,
sehingga inisiatif ini perlu diapresiasi," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar